Anda Pengunjung ke :

Selasa, 30 Agustus 2011

Gerimis Turun Saat Pembaca Khutbah di Idul fitri Muhammadiyah Maniangpajo

Laporan: Muhammad Ferdhy Asdana,  Melaporkan dari Maniangpajo, Kabupaten Wajo

IPM CABANG MANIANGPAJO - Gerimis hujan mewarnai pelaksanaan pembacaan khutbah Salat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H/2011 M, di Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo. Warga dan simpatisan Muhammadiyah melaksanakan Shalat Ied di Lapangan Sepak Bola Anabanua, Selasa (30/8/2011).

Beberapa menit setelah pembaca khutbah naik ke mimbar untuk membacakan Khutbahnya, gerimis pun turun sekitar 10 menit. Meski demikian, gerimis hujan tidak menghalangi warga dan simpatisan
Muhammadiyah untuk mendengarkan khutbah idul fitri.
warga dan simpatisan Muhammadiyah di tempat Maniangpajo membeludak hingga harus panitia
harus menambah shaf khusus wanita. Diperkirakan jamaah
berjumlah ribuan orang yang mengikuti Shalat idul fitri ini,



Tampil sebagai khatib pada pelaksanaan Shalat Ied tersebut yakni Ustad Syaech Haedar, Anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Wajo.(ferdyeqhy)

Minggu, 21 Agustus 2011

PK TM II dan PFP I

Anabanua, Wajo- (18/ 08) Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Kab.Wajo akan menggelar Pelatihan Kader Taruna Melati II dan Pelatihan Fasilitator Pendamping I ( PFP I ) se-kabupaten Wajo pada tanggal 20-28 Agustus 2011 di Callaccu Kecamatan Maniangpajo, Kab.wajo. Kegiatan ini bertema "Mengungatkan Kader Menuju Peradaban Pelajar”
Menurut Ketua PD IPM Wajo, Asruddin, kegiatan ini akan diikuti oleh sejumlah Pimpinan Cabang se-Kabupaten Wajo. Saat ini sudah ada sekitar 40-an Peserta dari berbagai Cabang sudah memberikan konfirmasi kehadiran, bahkan ada dari luar Kabupaten Wajo dan dari Sulawesi Barat yang mau ikut serta dalam TM II ini
"Dalam  pelatihan kader IPM se-kabupaten wajo, kami akan rumuskan kriteria pemimpin bangsa yang  diimpikan oleh Pelajar Muhammadiyah se-Kabupaten Wajo.  Meskipun dalam perbincangan informal, sebagian besar pimpinan IPM memang lebih condong kefigur yang lebih merakyat", ujar Asruddin
Sementara itu Koordinator Fasilitator PKTM II ini, Muhammad Saiful, menambahkan bahwa kegiatan ini diorientaskan pada proses pematangan kemampuan berpikir kritis dan proses ber-Islam secara kritis dalam merespon tema - tema zaman. "IPM juga ingin mengkristalkan bahwa Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bisa diwujudkan tanpa melepaskan diri dari bingkai ke-Indonesiaan, sebagaimana banyak dipropagandakan oleh berbagai gerakan Islam yang lain", tegas Ipul sapaan akrabnya.
Pemateri yang dijadwalkan akan menyampaikan materi dalam pelatihan tersebut diantaranya, Pimpinan Muhammadiyah Kabupaten Wajo, PW IPM Sulawesi Selatan dan  sejumlah tokoh Wajo lainnya. (Ferdy)

Kamis, 18 Agustus 2011

TM I PC IPM Kecamatan Maniangpajo


beberapa waktu yang lalu PC IPM Cabang Maniangpajo, Kabupaten Wajo( Sul-Sel)  mengadakan TM I bertema Menjadikan IPM sebagai Wadah Pelajar Kreatif, Beriman, Berintelektual, dan Berbudaya. Angkatan XII diikuti sebanyak 13 peserta dari SMA dan SMP Se-Kecamatan Maniangpajo.
TM I yang dilaksanakan pada awal bulan Ramdhan ini berisi materi-materi yang didiskusikan pada TM I kemarin adalah Mengenal Dien Islam, apa itu Muhammadiyah, Mengenal Kabupaten Wajo dilihat dari potensi pariwisata, dan kebudayaan, ke-IPM-an, sosialisasi tanfidz Muktamar XVII IPM, psikologi remaja, mengenal lagu-lagu IPM, Keistimewaan Wajo, Forum Lingkar Cabang.
Dengan narasumber-narasumber yang handal dari Kabupaten Pimpinan Daerah IPM Wajo, serta Ayahanda Muhammadiyah Cabang Maniangpajo , para peserta dengan antusiasnya mengikuti rangkaian materi di TM I angkatan XII ini. Adapun narasumbernya dari Bapak PDM Cabang Muhammadiyah Cabang Maniangpajo, Kakanda dari Pemuda Muhammadiyah Cabang maniangpajo, PD IPM Wajo, dengan dipandu teman-teman PC IPM Cabang Maniangpajo acara TM I ini lebih akrab dan nyantai walaupun pelatihan ini bersifat resmi.
Walaupun sekarang pelaksanaan TM I secara resmi sudah berakhir, akan tetapi diharapkan teman-teman pelajar 13 siswa-siswi di SMA dan SMP se Kecamatan Maniangpajo dapat menjadi virus-virus pembaharu di tubuh IPM masing-masing sekolah sesuai dengan ilmu dan pengalaman yang sudah didapat selama TM I Ramadhan kali ini” ujar Aswan Tanjung Pimpinan Cabang IPM Kecamatan Maniangpajo. (ferdy)

Selasa, 21 Juni 2011

Masih SUKA dengerin MUSIK??? Renungkan Kisah Pemandangan Kematian berikut ini…

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar do’a ibuku saat pulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
undefined
Aku sungguh heran. Bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri: “Alangkah sabarnya mereka…setiap hari begitu…benar-benar mengherankan!”
Aku belum tahu bahwa di situlah kebahagiaan orang mukmin, dan itulah shalat orang-orang pilihan…Mereka bangkit dari tempat tidumya untuk bermunajat kepada Allah.Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasihat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan ke kota yang jauh dari kotaku. Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Di sana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur’an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan, tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.
Pekejaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak.
Aku bingung dan sering melamun sendirian…banyak waktu luang…pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh…tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentult penganiayaan lain. Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah suatu peristiwa yang hingga kini tak pernah kulupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas di sebuah pos jalan. Kami asyik ngobrol…tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengalihkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah berlawanan. Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis. Kami lihat dua awak salah satu mobil daIam kondisi sangat kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah.
Kami cepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan. Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma. Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat.
Ucapkanlah “Laailaaha Illallaah…Laailaaha Illallaah…” perintah temanku.
Tetapi sungguh mengherankan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu. Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat…Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat.
Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini. Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat. Tetapi… keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.
Tak ada gunanya…
Suara lagunya semakin melemah…lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua. Tak ada gerak… keduanya telah meninggal dunia.
Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.
Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatah pun. Selama pejalanan hanya ada kebisuan, hening.
Kesunyian pecah ketika temanku memulai bicara. Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su’ul khatimah (kesudahan yang buruk). Ia berkata: “Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia”. Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku Islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat.
Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat kusyu’ sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu.
Aku kembali pada kebiasaanku semula…Aku seperti tak pemah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu lalu. Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala. Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pemah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu.
* Kejadian Yang Menakjubkan…
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu…sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku.
Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota.
Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri di belakang mobil untuk menurunkan ban serep, tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itu pun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, -bukan yang menemaniku pada peristiwa yang pertama- cepat-cepat menuju tempat kejadian. Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapatpenanganan.
Dia masih muda, dari tampangnya, ia kelihatan seorang yang ta’at menjalankan perintah agama.
Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik, sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu. Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.
Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an…dengan suara amat lemah.
“Subhanallah! ” dalam kondisi kritis seperti , ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran? Darah mengguyur seluruh pakaiannya; tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati.
Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan suaranya yang merdu. Selama hidup aku tak pernah mendengar suara bacaan Al Quran seindah itu. Dalam batin aku bergumam sendirian: “Aku akan menuntun membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu… apalagi aku Sudah punya pengalaman,” aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dan kawanku seperti kena hipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an yang merdu itu. Sekonyong-konyong tubuhku merinding menjalar dan menyelusup ke setiap rongga.
Tiba-tiba suara itu berhenti. Aku menoleh ke belakang. Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang. Kupegang tangannya, detak jantungnya nafasnya, tidak ada yang terasa. Dia telah meninggal dunia.
Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku. Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah  wafat. Kawanku tak kuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis, air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
Sampai di rumah sakit…
Kepada orang-orang di sanal kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan. Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata. Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya.
Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah, semua ingin ikut menyalatinya.
Salah seorang petugas tumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantarkan jenazah hingga ke rumah keluarganya. Salah seorang saudaranya mengisahkan ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari Senin. Di sana, almarhum juga menyantuni para janda, anak yatim dan orang-orang miskin. Ketika tejadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula, buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang ia santuni. Bahkan ia juga membawa permen untuk dibagi-bagikan kepada anak-anak kecil.
Bila ada yang mengeluhkan-padanya tentang kejenuhan dalam pejalanan, ia menjawab dengan halus. “Justru saya memanfaatkan waktu perjalananku dengan menghafal dan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, juga dengan mendengarkan kaset-kaset pengajian, aku mengharap ridha Allah pada setiap langkah kaki yang aku ayunkan,” kata almarhum.
Aku ikut menyalati jenazah dan mengantarnya sampai ke kuburan.
Dalam liang lahat yang sempit, almarhum dikebumikan. Wajahnya dihadapkan ke kiblat.

“Dengan nama Allah dan atas ngama Rasulullah”.
Pelan-pelan, kami menimbuninya dengan tanah…Mintalah kepada Allah keteguhan hati saudaramu, sesungguhnya dia akan ditanya…
Almarhum menghadapi hari pertamanya dari hari-hari akhirat…
Dan aku… sungguh seakan-akan sedang menghadapi hari pertamaku di dunia. Aku benar-benar bertaubat dari kebiasaan burukku. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosaku di masa lalu dan meneguhkanku untuk tetap mentaatinya, memberiku kesudahan hidup yang baik (khusnul khatimah) serta menjadikan kuburanku dan kuburan kaum muslimin sebagai taman-taman Surga. Amin

Jumat, 10 Juni 2011

ALLAH MAHA PENCIPTA SEGALANYA


Tuhan kita adalah Dia (Allah) yang telah menempatkan miliaran potongan informasi di tempat yang begitu kecil sehingga mata kita tidak bisa melihatnya.

Allah adalah Dia yang telah menciptakan hidung, telinga, mata, rambut, kaki, tangan dan seluruh bagian organ tubuh kita.

Dia pula yang menciptakan keluarga, orangtua, saudara, teman, guru dan orang-orang yang kita cintai.

Allah telah menciptakan makanan yang kita sukai seperti cokelat, kue, permen dan buah serta sayuran yang dapat membuat kita sehat dan kuat. Jika Allah tidak menciptakan coklat maka niscaya kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasa coklat.

Allah juga telah memberikan kita indra perasa yaitu lidah. Jika Dia tidak memberi kita indra ini maka kita tidak akan bisa merasakan rasa makanan yang kita makan. Itu akan tetap sama saja rasanya apakah kita makan kentang atau kue. Allah tidak hanya menciptakan indra pembau untuk mencium harum dan lezatnya aroma makanan namun Dia juga telah memberikan kita kemampuan yang memungkinkan untuk menikmati makanan tersebut yaitu indra pengecap atau lidah.

Anda suka beberapa hal, dan Anda menikmati serta menganggap mereka sebagai hal yang menyenangkan. Sebagai contoh anda menikmati kue atau makanan yang anda makan, menikmati permainan yang anda mainkan bersama keluarga atau teman-teman, dan menikmati indahnya jalan-jalan bersama orang-orang yang Anda cintai. Anda tidak boleh lupa bahwa Allah-lah Yang memungkinkan Anda untuk menikmati hal-hal seperti itu.

Karena Allah memiliki rahmat yang besar bagi Anda, Dia selalu memberikan Anda hal-hal yang menyenangkan dan indah.

Pada awalnya anda tidak ada. Bayangkan, dimana tempat anda sebelum dilahirkan?. Saat itu anda bukan apa-apa!. Lalu Allah menciptakan anda. Dia membuat anda dari ketiadaan.

Kemudian kita harus bersyukur kepada Allah untuk setiap waktu yang kita nikmati dalam kehidupan ini. Dalam segala sesuatu yang kita nikmati dan cintai, kita harus mengingat Allah, dan berkata, "Ya Allah aku bersyukur kepada-Mu untuk semua pemberian yang telah Engkau berikan. Jika kita menemukan sebuah situasi yang tidak kita sukai, kita kembali harus berdoa kepada Allah, karena Dia adalah satu-satunya yang paling tahu mana yang terbaik untuk kita. 
Allah selalu mendengar doa-doa kita dan mengabulkannya, karena Dia selalu tahu apa yang ada di pikiran kita. Sewaktu membaca artikel ini misalnya, Anda berpikir tentang beberapa hal, tetapi jika Anda tidak mengatakannya keras-keras maka tak seorang pun di sekitar anda yang tahu apa yang Anda pikirkan. Namun, bagaimanapun anda menyembunyikan sesuatu, Dia pasti mengetahuinya karena Dia selalu mengawasi dan melihat Anda sepanjang waktu. Bahkan ketika Anda berpikir Anda sendirian, Allah melihat Anda dan tahu segala sesuatu yang Anda lakukan dan fikirkan. 
 
Karena alasan ini, orang-orang baik, bahkan ketika mereka sendiri, mereka tidak berfikir, "Ya, tidak ada yang bisa melihat saya sekarang" dan kemudian melakukan hal yang salah. Mereka tahu bahwa Allah masih melihat dan mendengar mereka bahkan ketika tidak ada orang lain di sekitar.

SEBELUM ANDA MENYESAL


Kadang kala orang menghadapi penderitaan fisik dan rohani serta berbagai kesulitan di dunia. Perasaan-perasaan (penderitaan) ini begitu kuat sehingga tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit fisik manapun. Perasaan yang menyebabkan tekanan besar dalam jiwa manusia yang dimaksud disini adalah sebuah perasaan yang disebut dengan 'penyesalan'.
Ada dua bentuk penyesalan yang sangat berbeda satu sama lain. Yaitu,  penyesalan yang dirasakan oleh orang beriman dan penyesalan yang dialami orang yang tidak beriman (kafir).
Orang-orang yang beriman  adalah orang-orang  yang memiliki  kepercayaan sepenuhnya bahwa setiap peristiwa yang terjadi merupakan Kehendak Allah, dan apa pun yang menimpa mereka juga atas Kehendak Allah. Hal ini menjelaskan betapa mereka memiliki kepercayaan penuh dan tidak berputus asa pada Tuhan serta melaksanakan ibadah untuk memperoleh ketenangan, pada waktu-waktu yang utama, baik ketika berada dalam masalah atau ketika mereka melakukan kesalahan. Ketika melakukan kesalahan, orang beriman segera bertobat dengan tulus dan berharap ampunan dari Allah. Oleh karena itu, ia tidak mengalami penderitaan batin yang amat sulit dan penyesalan hidup yang berkepanjangan. Penyesalan yang dirasakan oleh orang beriman mendesak mereka untuk bertobat, untuk menyucikan diri dan mencegah mereka untuk mengulangi kesalahan ini. Hal ini membantu mereka memperbaiki kesalahan mereka dan mencegah mereka terjun ke dalam suasana hati yang amat sulit dan pesimis. Selain itu, penyesalan ini tidak mengurangi antusiasme mereka, pengabdian, atau semangat keagamaan, dan juga tidak menyeret mereka pada sebuah lingkaran ketakutan dan depresi.
Di sisi lain, penyesalan yang dirasakan oleh orang-orang kafir sangat menyedihkan dan konstan, karena mereka tidak bertawakal kepada Allah ketika mereka menghadapi kesulitan atau melakukan hal yang dilarang oleh Allah. Sepanjang hidup mereka, mereka sering mengungkapkan "Saya berharap saya tidak melakukan ini ..." "Saya berharap saya tidak pernah mengatakan ini ...", dan sebagainya.
Lebih pentingnya lagi, orang-orang kafir akan terjebak pada sebuah penyesalan yang jauh lebih besar di akhirat. Mereka yang memisahkan urusan agama dengan urusan dunia (sekuler), akan menyesal setiap saat dalam kehidupan mereka. Mereka telah diberi peringatan sebelumnya dan ditunjukkan jalan yang lurus. Mereka memiliki cukup waktu untuk merenungkan dan memikirkan mana yang benar. Namun mereka tidak mendengarkan ketika mereka diperingatkan, mengabaikan akhirat seolah-olah mereka tidak akan pernah mati. Kemudian di akhirat, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali ke dunia ini dan memperbaiki kesalahan mereka. Dalam Al-Qur'an, ungkapan penyesalan mereka tertulis sebagai berikut:

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah."
(QS. An-Naba', (78):40)
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman", (tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan).
(QS. Al-An'am, (6):27)

Mereka akan berkata:
Dan mereka akan berkata: “Kalau saja kami benar-benar mendengarkan atau menggunakan akal kami (memikirkan peringatan itu), maka tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang apinya menyala-nyala.”
(QS. Al-Mulk, (67):10)

Perlu diingat bahwa pada hari itu tidak seorang pun yang menyesal akan diselamatkan dari murka Allah. Satu-satunya cara untuk menghindari penyesalan ini adalah dengan tunduk kepada Allah selagi masih ada waktu dan mematuhi segala perintah Allah.
Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).
(QS. Asy-Syuura, (42):47)

ALLAH MENERIMA DOA HAMBANYA

Tidak seorangpun dari kita memiliki kemampuan yang mandiri. Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu bergantung kepada Allah atas kemurahan, keberkahan dan kasih sayang-Nya, serta bergantung pula atas perlindungan-Nya demi keselamatan kita. Tuhan kita, Pemilik rahmat yang tak terbatas, menjelaskan bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa dan permohonan hamba-Nya.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. Al-Baqarah, 186)

Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir, 60)


Merupakan sebuah fakta bahwa Allah, Penguasa Tunggal dan Pemilik segalanya, baik yang bersifat sementara maupun bersifat bathiniah, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, mengetahui segala sesuatu yang terpikirkan di dalam benak seseorang, dan mengabulkan setiap doa yang dipintakan. Hal tersebut merupakan sebuah kemurahan dan keberkahan terbesar Allah kepada hamba-Nya.

Sesungguhnya Kami akan Menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Al-Ghafir, 51)

Pada saat kita bermunajat kepada Allah, kita dapat memohon apa pun yang kita inginkan, asalkan kita mematuhi kehandak Allah dan mengetahui batasan yang telah Allah tetapkan bagi manusia. Di dalam Al- Qur'an terkandung banyak doa para nabi dan bagaimana Allah mengabulkan doa mereka.

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Maka Kami Kabulkan (doa)nya, lalu Kami Lenyapkan penyakit yang ada pada-nya dan Kami Kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami Lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. (QS Al-Anbiya’, 83-84).

Dan (ingatlah kisah) Zakariyya, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah Ahli waris yang terbaik. Maka Kami Kabulkan (doa)nya, dan Kami Anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami Jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya’, 89-90)

Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kami-lah sebaik-baik yang Memperkenankan doa. Kami telah Menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami Jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS. Ash-Shaffat, 75-77).

Selain itu, Allah mengabulkan doa dari setiap hambanya yang membutuhkan serta hambanya yang berada di dalam kesulitan.

Bukankah Dia (Allah) yang Memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Menghilangkan kesusahan dan Menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml, 62).

Seseorang yang doanya dikabulkan oleh Allah pasti akan bersuka cita dan bersyukur. Apabila engkau mengetahui dan meyakini bahwa Allah selalu bersamamu, selalu melihat, mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan dirimu, pasti hal tersebut akan menyebabkan dirimu berharap bahwa Allah akan selalu membantumu di dalam setiap pekerjaan yang sedang engkau lakukan dan mengabulkan setiap doa yang engkau panjatkan dengan tulus kepada Allah. Hal tersebut akan meningkatkan kecintaan, kedekatan dan kepasrahan hamba-Nya yang beriman kepada Sang Khalik.

Tidak seorangpun dari kita memiliki kemampuan yang mandiri. Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu bergantung kepada Allah atas kemurahan, keberkahan dan kasih sayang-Nya, serta bergantung pula atas perlindungan-Nya demi keselamatan kita. Tuhan kita, Pemilik rahmat yang tak terbatas, menjelaskan bahwa Dia akan mengabulkan setiap doa dan permohonan hamba-Nya.

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS. Al-Baqarah, 186)

Dan Tuhan-mu Berfirman, ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku Perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang -orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Ghafir, 60)

Merupakan sebuah fakta bahwa Allah, Penguasa Tunggal dan Pemilik segalanya, baik yang bersifat sementara maupun bersifat bathiniah, mendengar setiap doa yang dipanjatkan, mengetahui segala sesuatu yang terpikirkan di dalam benak seseorang, dan mengabulkan setiap doa yang dipintakan. Hal tersebut merupakan sebuah kemurahan dan keberkahan terbesar Allah kepada hamba-Nya.

Sesungguhnya Kami akan Menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat). (Al-Ghafir, 51)

Pada saat kita bermunajat kepada Allah, kita dapat memohon apa pun yang kita inginkan, asalkan kita mematuhi kehandak Allah dan mengetahui batasan yang telah Allah tetapkan bagi manusia. Di dalam Al- Qur'an terkandung banyak doa para nabi dan bagaimana Allah mengabulkan doa mereka.

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “(Ya Tuhan-ku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” Maka Kami Kabulkan (doa)nya, lalu Kami Lenyapkan penyakit yang ada pada-nya dan Kami Kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami Lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami. (QS Al-Anbiya’, 83-84).

Dan (ingatlah kisah) Zakariyya, ketika dia berdoa kepada Tuhan-nya, “Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan) dan Engkaulah Ahli waris yang terbaik. Maka Kami Kabulkan (doa)nya, dan Kami Anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami Jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (QS Al-Anbiya’, 89-90)

Dan sungguh, Nuh telah berdoa kepada Kami, maka sungguh, Kami-lah sebaik-baik yang Memperkenankan doa. Kami telah Menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami Jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan. (QS. Ash-Shaffat, 75-77).

Selain itu, Allah mengabulkan doa dari setiap hambanya yang membutuhkan serta hambanya yang berada di dalam kesulitan.

Bukankah Dia (Allah) yang Memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan Menghilangkan kesusahan dan Menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat. (QS. An-Naml, 62).

Seseorang yang doanya dikabulkan oleh Allah pasti akan bersuka cita dan bersyukur. Apabila engkau mengetahui dan meyakini bahwa Allah selalu bersamamu, selalu melihat, mendengar dan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan dirimu, pasti hal tersebut akan menyebabkan dirimu berharap bahwa Allah akan selalu membantumu di dalam setiap pekerjaan yang sedang engkau lakukan dan mengabulkan setiap doa yang engkau panjatkan dengan tulus kepada Allah. Hal tersebut akan meningkatkan kecintaan, kedekatan dan kepasrahan hamba-Nya yang beriman kepada Sang Khalik.

LAGU IPM

IPM BERJAYA (MARS IPM)
Cipt: M. Izzul Muslimin

Bersatu Berpadu Menjalin Ukhuwah
Di dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Terampil berilmu Berakhlak Mulia
Pelopor dan Pelangsung Penyempurna Amanah
Berjuang Dengan Sekuat tenaga
Tegakkan Islam Yang Utama
Menjadi Kader Yang Siap Sedia
Untuk Umat dan Bangsa
Berdiri Tegaklah Tampilah Dimuka
Ikrarkan Bersama IPM berjaya

Sudah Waktunya IPM Merubah Tradisi Berdakwah

IPM adalah sebuah organisasi Pelajar yang menjadi salah satu yang penggerak di kalangan pelajar terutama di kalangan pelajar Muhammadiyah sendiri. dakwah merupakan tujuan utama keberadaan IPM dari masa lalu sampai masa kini. namun, keberadaan pelajar yang ada di era tempoe dulu dengan masa kini sangatlah berbeda. mungkin dahulu ketika seorang diajak duduk mendengarkan ceramah atau dialog pastinya tidak sesusah sekarang. dengan adanya bermacam-macam hiburan yang lebih menarik daripada ikut pengajian menjadi alasan yang utama kena IPM harus merubah langkah dakwahnya sesuai dengan kebutuhan pelajar saat ini. bukan berarti IPM harus ikut serta dalam semua kegiatan yang dilakukan oleh para pelajar, namun IPM harus mampu mengarahkan kegiatan-kegiatan pelajar itu ke arah dakwah islam pada
Umumnya dan terutama dakwah Muhammadiyah sebagai bumi persyarikatan IPM.
tidak semudah yang ada dalam pikiran kita untuk bisa menjalankan semua itu, namun perubahan akan berubah sejengkal demi sejengkal sesuai dengan seberapa dalam niat dan semngat kita atau berapa besar usaha yang telah kita lakukan dalam menjalankan amanah dalam IPM ini.
Semua itu akan bisa lakukan kalau kita bisa berjalan bersama sesuai dengan hakikat organisasi yaitu bekerjasama dan saling memahami antar personalia satu dengan personalia yang lain. kejujuran, keihlasan dan kesabaran tetap menjadi level teratas dalam sebuah ihktiar dalam menjalankan amanah agama dan persyarikatan Muhammadiyah ini. majulah terus IPM kini saatnya IPM berpesta pora dalam berdakwah sesuai ajaran dan syariatnya…

GERAKAN PELAJAR KREATIF

Dalam perjalanan sejarah gerakan dakwah IPM, sejak berdirinya pada tanggal 18 Juli 1961 kemudian mengalami perubahan menjadi IRM pada tanggal 18 November 1992, dan kembali berubah nama menjadi IPM pada Muktamar XVI di Solo hingga saat ini (Muktamar XVII di Yogyakarta), IPM telah menjalani perjalanan dakwah yang cukup panjang dengan segala bentuk strategi gerakan yang dimilikinya.
Sesuai dengan arti maupun makna sebuah strategi, tentunya IPM dalam menentukan strategi gerakan tidaklah luput dari segala bentuk analisisnya terhadap perkembangan zaman yang ada, terutama dengan melihat persoalan pelajar dan pendidikan pada zamannya hingga saat ini. Jika pada Muktamar XIV di Bandar Lampung pada tahun 2004, IPM mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Kritis-Transformatif yang memiliki ciri: sadar, peka, dan peduli terhadap persoalan sosial dalam rangka melakukan sebuah perubahan yang lebih baik.
Tentunya IPM sadar betul terhadap realitas sosial saat itu, sehingga dengan Gerakan Kritis-Transformatif diharapkan dapat menjawab persoalan sosial (pelajar-pendidikan) kala itu. Terlepas dari adanya pro maupun kontra terhadap sebuah gerakan yang telah di deklarasikan, maupun implementasi sebuah gerakan yang mungkin dirasakan belum berjalan secara maksimal. IPM melalui Gerakan Kritis Transformatif telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melakukan perubahan yang lebih baik tersebut.
Demikian juga pada Muktamar XVII di Yogyakarta, IPM selalu melakukan analisis dengan segala persoalan yang ada, guna menjawab sebuah persoalan tersebut. Bukan berarti Gerakan Kritis Transformatif yang telah dideklarasikan sebelumnya sudah tidak relevan
lagi dalam menjawab persoalan saat ini, akan tetapi bagaimana Gerakan Kritis Transformatif dapat diimplementasikan lebih riil di lapangan, tidak terkesan kaku dan kuno sehingga mudah diterima di kalangan basis massa IPM, yaitu pelajar saat ini. Dimana para
pelajar saat ini hidup di tengah gencarnya arus globalisasi dengan segala bentuk kemajuan zaman yang ada, persaingan yang kompetitif dan pemanfaatan teknologi maupun informasi yang serba canggih, menuntut mereka untuk dapat bersaing di zamannya
dan selektif dalam melakukan sebuah pilihan hidup mereka sebagai seorang pelajar. Oleh karena itu, pada Muktamar XVII di Yogyakarta kali ini, IPM kembali mendeklarasikan diri sebagai Gerakan Pelajar Kreatif (GPK) sebagai jawaban terhadap persoalan yang
dihadapi saat ini. Melalui Gerakan Pelajar Kreatif inilah, IPM kembali menguatkan diri dan mensinergikan ketiga dimensi Iman, Ilmu, dan Amal dalam menjalankan gerakan dakwahnya di kalangan pelajar.
Bagaimana IPM dapat melakukan Penyadaran, Pemberdayaan dan Pembelaan sebagai trilogi gerakan IRM yang pernah dideklarasikan kala itu, kemudian menciptakan sebuah karakter pelajar yang tidak hanya memiliki keshalehan ritual semata tanpa memiliki ilmu dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, atau seorang pelajar yang shaleh dan berilmu, akan tetapi tidak mengamalkannya dengan melakukan sebuah perubahan. Melainkan bagaimana IPM dapat melahirkan para pelajar yang shaleh secara ritual dengan keimanannya yang kuat, memiliki ilmu dalam menjalankan rasa keimanannya tersebut, kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sebagai wujud penyempurnaan nilai keimanan dan pemahamannya terhadap ilmu untuk melakukan sebuah perubahan. Sehingga spirit Gerakan Kritis Transformatif yang sebelumnya pernah dideklarasikan oleh IRM/IPM, insya Allah dapat diimplementasikan dengan baik dengan terciptanya para agen-agen perubahan (agent of change) di kalangan pelajar dan tercipta pula para pelopor gerakan kritis transformatif itu sendiri di kalangan pelajar.
Metode
Metode yang dipakai dalam Gerakan Pelajar Kreatif IPM ini adalah Metode Perencanaan strategis (Strategic Planning). Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan sebuah metode, cara atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai sebuah tujuan. Berbagai teknik analisis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisis SWOT(Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), PEST(Political, Economic, Social, Technological), STEER (Sociocultural,Technological, Economic, Ecological, Regulatory)atau SMART (Specific, Measurable, Actual, Realistic, TimeBound).

SURAT CINTA BUAT KADER IPM "RF"

Kepada cinta
Di-tempat
Salam rindu….
Ijinkan aku menulis surat ini dalam lembaran kusam masa lalu, yang ternoda oleh bujuk rayu musuhmu yamg bernama NAFSU.
Cinta, aku merindiukanmu, alasan kutulis surat ini adalah keinginanku untuk bertemu denganmu, membeicarakan kata-kata yang mulai luntur saat-saat keu hadir dalam jiwaku.
Cinta, biakan aku memelukmu, dengan pelukan pengetahuan, selanjutnya sama-sama melepas baju keegoisan kita dan bercinta hingga mencapai klimaks, biar orgasme ide-ide yang segar.
Lalu dunia kita banjiri dengan keringat pencerahan desahan kita, dan kita gulung musuh kita yang bernama nafsu
Cinta, aku benar-benar rindu padamu
Jangan lupa cinta, aku tunggu kau di tempat biasa di dalam ide, jaln fikir, menjaga rasional bagian rasa.
Terima kasih Cinta dan sampai jumpa cinta

Budaya Gaul tuk Anak Muda

Orang bilang, kalo tahun ini rambut kita ngga segimbal Lenny Kravitz, maka kita ngga gaul. Kalo ngga gape main winning eleven atau ngga jago memainkan si Lara Croft kita bukan anak gaul, bahkan kalo seumur-umur kita belum pernah nginjek diskotik & pub, kita super ngga gaul, kacida (kata urang bandung mah).Menjadi anak gaul seolah menjadi impian setiap anak remaja, rasanya kita begitu save dan enjoy pergi kemana-mana kalo kita punya label gaul, ke sekolah ok, ke mall asyik, beredar di jalanan pun ok aja lagi.
Pokoknya kalo kita punya merk anak gaul, yang lain minggiiirrr!Sayangnya, banyak yang menafsirkan sosok anak gaul dengan tafsiran yang dangkal dan agak ganjil. Anak SD sekarang malu kalo belum merokok, disangka ngga gaul, anak SMP “fastabiqul” ngumpulin koleksi artis-artis idolanya ala Westlife, Greenday, dll. Malu kalo temannya main ke kamarnya ngga ada foto si Bryan atau si Sean. Anak SMU malu abis kalo masih jomblo dan ngga tau trik-trik menarik perhatian. Anak mahasiswa apalagi, banyak yang sudah ngga malu kalo sudah ngga virgin lagi. Iih ngeri yah, masa sih anak gaul mesti seperti itu? Apa bener anak gaul mesti punya ciri-ciri kayak yang diceritakan tadi?Sobat muda yang shaleh dan tetap ceria, coba deh kita tengok lagi kamus bahasa Indonesia kita, di sana jelas dikatakan bergaul artinya bercampur, berbaur, bermasyarakat.
Bahkan menurut kamus bahasa gaul sendiri, bergaul itu artinya supel, pandai berteman, nyambung diajak ngomong, periang, cerdas, dan serba tau info-info yang aktual, tajam dan terpercaya alias luwes wawasan.Jadi, ngga tepat dong kalo label anak gaul hanya diberikan kepada mereka-mereka yang punya puber, berpenampilan supergirl, makannya burger tapi kerjaannya cuma udar-ider.
Dan kayaknya lebih cocok kalo label anak gaul itu, buat sobat muda yang cerdas, luwes dan berwawasan luas, kalem, berpenampilan adem, jiwanya tentrem, kerjanya baca buku sampe malem dan hobinya shalat malem, plus ngga ketinggalan anak gaul itu mesti rame tapi ngga bikin rese. Sepakat???Lawan dari gaul adalah “kuper” alias kurang pergaulan. Sobat, dulu orang gampang aja ngecap seseorang itu anak gaul atau kuper. Kalo anaknya hip-hip hura kemana-mana bawa ganknya, penampilan nyentrik walau ngga komplit Nokia N-gage terbaru di tangan, ke kampus bawa kodok VW teranyar, itu anak gaul. Sebaliknya, kalo anaknya pendiam, pemalu, lugu, penampilan alakadarnya pokona mah ngolot lah, itu jelas anak kuper bahkan sebagian orang kerap mengidentikkan kekuperan dengan jilbab dan peci, “nyantri”, yang mojok di pinggiran keramaian kota. Astaghfirullahal adzim.Tapi jangan khawatir sobat muda, sekarang skornya jadi :
1 : 1 ketika ternyata di sekolah-sekolah favorit, di kampus-kampus bonafid, di perumahan-perumahan elit bahkan di kursi-kursi eksekutif mereka berpenampilan nyantri, bahkan skornya berbalik menjadi
1 : 2 saat sosok-sosok juara kelas dan siswa teladan, ketua senat pembela aspirasi umat, teknokrat yang taat, ilmuwan yang penuh pemahaman, hartawan yang dermawan, dan dokter yang berakhlak mulia, menjelma menjadi sosok gaul yang berbaur dengan masyarakat dan membawa rahmat bagi mereka.Wah seru ya jadi anak gaul yang dicintai kerabat, sahabat dan masyarakat di dunia dan akhirat. Hidup dengan enak tapi tidak seenaknya. Gimana caranya???Gini deh…
Pertama, kuasai informasi.
Filsafat modern mengatakan siapa yang menguasai informasi dialah yang menguasai dunia. Sobat, ingatlah di dunia ini hanya ada dua pilihan, dipengaruhi atau mempengaruhi. Jadilah Mr. Info yang serba tau dan jangan pernah ketinggalan berita-berita terkini dan tercanggih, sehingga kalo temen kamu butuh info sesuatu, pastikan bertanya sama kamu dan mendapat jawaban yang memuaskan. Jangan kalah sama mereka yang otaknya dijejali dengan menghapal seleb-seleb yang sama zodiaknya, lagu-lagu teranyar yang dirilis boys-band favoritnya, dll. Kalo sudah jadi Mr. Info, insya Allah ngga bakalan ada orang yang berani ngecap kamu kuper. Tapi ingat, tidak semua yang kita tau harus kita lakoni.
Kedua, harus ada nilai plus kesalehan.
Salah satu indikator dari kesalehan adalah baik budi pekerti/akhlak. Ngga ada cerita orang yang ngga suka sama anak shaleh. Anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, semuanya suka anak yang berbudi pekerti baik. Bukankah ketika Rasul ditanya oleh para sahabat, siapakah yang di antara hamba Allah yang paling dicintai Allah, beliau menjawab, “Yang terbaik budi pekertinya”. (At-Thabrani).
Ketiga, milikilah sahabat sejati.
Sebuah hikmah menyatakan manusia itu ibarat satu sayap yang tidak dapat terbang tanpa sayap yang satunya, dan di sanalah peranan seorang teman sejati yang mengokohkan kita saat kita oleng, yang mengingatkan kita saat kita khilaf, yang menuntun kita saat kita buta. Teman sejati inilah yang tidak dimiliki oleh anak-anak gaul yang meninggal dengan tragis akibat over dosis karena obat yang diberikan “sohib” karibnya. Teman sejati juga tidak dapat dimiliki dalam kehidupan tak bernorma ala homo homini lupus, siapa yang kuat dia yang dapat, ambil kesempatan urusan belakangan, sehingga timbullah makhluk-makhluk selingkuh, khianat dan munafik. Itulah akibatnya kalo kita salah pilih teman kepercayaan, kita merasa ditusuk dari belakang, sakit sekali dan di akhirat kita bisa gigit jari.Keempat, kalo sudah punya teman sejati sebagai pegangan, berlakulah seperti ikan di laut yang hidup di air asin tapi tubuhnya tidak berasa asin. Jangan menutup diri, berbaurlah, tapi jangan lebur. Ingat pesan Rasul, “Orang mukmin yang bergaul dengan orang lain dan tabah menghadapi gangguan mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan orang lain dan tidak tabah menghadapi gangguan mereka (At-Tirmidzi). Bukankah shalat berjamaah lebih utama daripada sendirian? Bukankah amal jama’i lebih mengesankan daripada amal sendirian? Dan bukankah sabda Rasul, “ Orang yang paling baik adalah orang yang paling banyak manfaatnya untuk manusia”.
|
Generasi Keledai
ARDATH makin popular di kalangan remaja. Bukan merk rokok, tapi akronim ‘Aku rela ditiduri asal tidak hamil.’Setiap orang – terlebih remajanya – memang mesti gaul. Sebab kita adalah ‘mahluk gaul’. Dalam istilah sosiologi, Aristoteles menyebutnya zoon politicon. Meskipun secara bahasa, kamu-kamu juga pasti ada yang tahu kalau zoon politicon itu sebetulnya lebih tepat diartikan sebagai ‘hewan gaul’ daripada ‘mahluk gaul’.Apa pun istilahnya, yang penting kita jangan seperti hewan dalam bergaul. Iya kan?
Sebab, menurut Plato manusia memiliki jiwa rohaniah yang tidak dimiliki hewan (Gerungan, 1996 : 5). Jiwa rohaniah berfungsi untuk menemukan nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan ini. Sedangkan Imam Al Ghazali mengatakan, pengetahuan manusia tentang kebenaran tergantung sepenuhnya pada sesuatu yang berada di luar akal manusia. Yaitu sesuatu yang lebih tinggi daripada akal. Dalilnya adalah firman Allah, “Kebenaran itu datang dari Tuhanmu (Allah SWT), maka janganiah kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al Baqarah : 147)Hati-hati
BergaulIntinya, kita kudu hati-hati dalam bergaul. Tidak setiap gaul itu baik. Jangan lantaran takut disebut kuper atau nggak gaul, kita lalu kebablasan. Sebab, ada saja yang terjerumus ke hal-hal negatif bahkan menyesatkan gara-gara salah gaul. Entah karena faktor ikut-ikutan (imitasi), kena pengaruh (sugesti), keliru mengidentifikasi, atau karena faktor lainnya.Oleh karena itu, ungkap L.Kohlberg, alasan moral (moral reasoning) harus senantiasa melandasi setiap sikap dan perilaku.
Lewat penalaran moral, termasuk di dalamnya pertimbangan nilai-nilai agama, seseorang akan berpikir positif untuk menentukan pilihan yang terbaik.Berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam suatu pergaulan, maka secara garis besar ada gaul yang islami, ada juga gaul yang tidak islami. Gaul yang tidak islami itu bisa berbau jahiliah, musyrik, ateis, dan ‘bau-bau’ lainnya – emangnya enak jadi orang ‘bau’, iya nggak!Celakanya lagi, meniru-niru gaul yang tidak islami, kita pun bisa digolongkan seperti mereka. Kan hadis Nabi SAW menyatakan, “Jika seseorang meniru-niru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” Bisa gawat, dong.NgetrenTren, atau ngetren telah menjadi bagian dari gaul yang sarat imitasi, terutama peniruan nilai-nilai budaya Barat.
Mengikuti tren tertentu dianggap gengsi, sehingga tren jadi ukuran dalarn bergaul, berikut segala perilaku dan penampilan yang menyertainya. Mulai dari gaya berbusana (fesyen), gaya bersenang-senang (fun), hingga perilaku makah-minurn (food). Untuk mudahnya, sebut saja Tiga F’.Repotnya, karena dicekoki tren, seringkali membuat orang lepas dari etika, moral, bahkan lepas dari nilai-nilai agama. Tren dalam fesyen, misalnya, kalau nggak ketat, ya transparan atau buka-bukaan mengekspose aurat (terutama aurat perempuan), padahal memperlihatkan aurat dalam agama kita dianggap sudah ketinggalan zaman karena yang begitu itu adalah ‘gaya hidup primitif, kalau tidak hendak dikatakan, maaf, tradisi bina plus…tang. Jelas kan, mana yang sejatinya kuno mana yang modern.”….Sesungguhnya perempuan itu, apabila sudah baligh, tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ‘ini’ dan ‘ini’,” kata Nabi kita sembari menunjuk muka dan teiapak tangannya.. (HR. Abu Daud)Masih banyak hadis lain, tapi itu saja dulu lah.Ada pula tren cowok meniru busana cewek, cewek meniru busana laki-laki. Katanya, unisex. Inipun jelas-jelas kebli-nger. Kata Nabi, “Laknat Allah kepada iaki-laki yang meniru perempuan, dan perempuan yang meniru laki-laki.” (HR. Bukhari)Kita beralih ke soal fun. Paling banyak ditandai pacaran, pergi ke (atau mangkal di) tempat-tempat hiburan. Pacaran sekarang cenderung mengarah pada zina (ngeseks), sedangkan di tempat-tempat hiburan seringkali terjadi ngedrink, nge-drug, dan ngegambling.
Jadi sudah sangat jelas penyimpangannya dari moral atau nilai-nilai agama.Allah memperingatkan, “Kalian telah terlena oleh melimpahnya kesenangan, sehingga tibalah saatnya kalian di tepi jurang.” (QS At Takatsur : 1-2)”Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir dan mereka memandang hina orang-orang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat…” (QS Al Baqarah : 212)PacaranDari pacaran yang dikira bagian dari ‘gaji!’, timbullah gejala sosial di kalangan rernaja. Nggak peduli di kota ataupun di desa.
Orang yang tidak senang pacaran dianggap tidak laku, tidak gaul, atau kuper. Walah, walaaah…. Ada-ada saja, ya !Salah satu gejala negatifnya ialah adanya berbagai perilaku yang menjadikan pacar sebagai suatu kebanggaan pergaulan. Ada semacam ajang pamer pacar. Entah di sekolah, di kampus, di mall, di tempat hiburan, di pesta atau di tempat lainnya.”Gimana Bob! Kece nggak cewek gua,” bisik Coy pada temannya. “Boleh juga. Trus, gimana dengan cewek gua,” balik si Bob, juga berbisik.”Kalau wajah, jelas kalah sama cewek gua. Tapi soal bodi, gua akuin deh, cewek lu lebih bahenol.”Walah! Pacar itu barang, kali !?Karena pacaran dianggap ‘gaul’, dan untuk mendapatkan pengakuan sebagai ‘anak gaul’, banyak remaja yang belum punya pacar cepat-cepat nyari pacar.
Lingkungan gaulnya pun ngumpul bareng bersama pacar.Sekolah atau kampus menjadi ajang pacaran. Sepulang sekolah atau kuliah, kembali pacaran. Bahkan pada saat-saat lainnya, ada agenda wakuncar, apel mingguan, dan seterusnya. Begitu banyak waktu tersita untuk pacaran, menyebabkan pelajaran, kuliah dan hal-hal penting lainnya menjadi terabaikan. Padahal dana untuk pacaran diperoleh dari hasil ‘unik’ (usaha nipu kolot = orang tua). Sebab umumnya mereka belum bisa cari duit sendiri.Premarital sexYang lebih gawat dan bikin repot keluarga adalah sinyalemen Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, bahwa pacaran mengarah atau mendorong terjadinya hubungan seks di luar nikah (premarital sex), membuat kepribadian remaja menjadi labil, pelajaran terganggu karena konsentrasi sering terhambat oleh lamunan atau khayalan sex (Singgih, 1993:94) Apalagi, bila premarital sex itu menyebabkan kehamilan. Nah, lho !Seks di luar nikah merupakan kegagalan seorang remaja mengendalikan diri sehingga menjadi budak hawa nafsu birahi, budak setan.
Meskipun dalihnya, ‘atas nama cinta’. Gombal!Kehamilan di kalangan remaja putri, ternyata bukan cerita baru. Menurut data dr Biran Afandi di Jakarta, selama 1987 saja sudah terdapat 284 remaja putri yang hamil di luar nikah. (Assalam, Oktober 2002). Tuh, kan?Belakangan, remaja sekarang katanya makin ‘pinter’. Tapi, pinter yang keblinger. Mereka sudah mengenal aiat-alat kontrasepsi, seperti kondom, pil dan suntik anti kehamilan, termasuk hubungan seks dengan cara rythm method (pantang berkala). “Biar nggak hamil,” katanya. Begitulah kalau sudah berprinsip ARDATH: Aku Rela Ditiduri Asal Tidak Hamil. Trus, biar asal tidak dosa-nya, gimana ?Simak dong firman Allah, “Dan janganlah kamu dekati zina (mengarah ke berbuat zina, seperti berpandang-pandangan, berdua-duaan, bergandengan, dan seterusnya), sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (QS Al Isra : 32)Antara enak dan halal.Setelah fesyen dan fun, maka F yang ketiga adalah food (makanan-minuman). Ternyata masih ada saja remaja kita rnerasa bahwa makan di KFC, Pizza Hut, Wendys, McDonald, dan fast food ala Barat lainnya, merupakan tren dan bergengsi, tanpa mempedulikan kehalalannya.
Sedangkan makan di warteg dianggapnya, yaa…kampungan lah.Betapa noraknya kita ! Di Amrik, tempat-tempat makan seperti itu masuk kategori rendahan. Apalagi menurut ahli gizi di Amerika sendiri, ada fast food atau makanan ala Amrik yang dianggap garbage food, alias ‘makanan sampah’. Sebab, kandungan gizinya sangat tidak sesuai dengan standar gizi yang sehat untuk tubuh.Boleh-boleh saja kita menikmati jenis makanan-minuman yang ‘bermerek dunia’. Namun sebagai muslim, kita tetap harus memperhatikan halal-haramnya.
Lebih baik kita makan ala kadarnya tapi lengkap unsur gizi, protein dan seratnya serta jelas kehalalannya, tidak subhat.Ingat, Allah telah mengingatkan kita, “…Makanlah sebagian dari makanan yang ada di bumi yang halal dan baik – halalan thayyiban – dan jangan ikuti perilaku setan, karena setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah ; 168)Nah, remaja muslim tinggal memilih mau jadi “generasi rabbani’ sesuai tuntunan Ilahi, atau mau jadi ‘generasi keledai’ seperti disebut dalam Al Quran surah Al Jumu’ah ayat 5, “…ibarat keledai…. Itulah seburuk-buruk perumpamaan bagi mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”
Mengenal kecerdasan Emosional Remaja
Masa remaja dikenal dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi.
Pada masa remaja (usia 12 sampai dengan 21 tahun) terdapat beberapa fase (Monks, 1985), fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun), remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun) masa remaja akhir (usia 18 sampai dengan 21 tahun) dan diantaranya juga terdapat fase pubertas yang merupakan fase yang sangat singkat dan terkadang menjadi masalah tersendiri bagi remaja dalam menghadapinya. Fase pubertas ini berkisar dari usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 16 tahun (Hurlock, 1992) dan setiap individu memiliki variasi tersendiri. Masa pubertas sendiri berada tumpang tindih antara masa anak dan masa remaja, sehingga kesulitan pada masa tersebut dapat menyebabkan remaja mengalami kesulitan menghadapi fase-fase perkembangan selanjutnya. Pada fase itu remaja mengalami perubahan dalam sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak baik pada bentuk fisik (terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas-aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya tawuran. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya.Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini terlihat dalam hal-hal seperti bagaimana remaja mampu untuk memberi kesan yang baik tentang dirinya, mampu mengungkapkan dengan baik emosinya sendiri, berusaha menyetarakan diri dengan lingkungan, dapat mengendalikan perasaan dan mampu mengungkapkan reaksi emosi sesuai dengan waktu dan kondisi yang ada sehingga interaksi dengan orang lain dapat terjalin dengan lancar dan efektif.
Apa Sih Kecerdasan Emosional
Goleman (1997), mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti dari hubungan sosial yang baik. Apabila seseorang pandai menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
Sementara Cooper dan Sawaf (1998) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan emosi menuntut penilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secara efektif energi emosi dalam kehidupan sehari-hari.Selanjutnya Howes dan Herald (1999) mengatakan pada intinya, kecerdasaan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakannya bahwa emosi manusia berada diwilayah dari perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasaan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain. Dari beberapa pendapat diatas dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. 3 (tiga) unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari : kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri); kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).
Komponen-Komponen Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional bukan merupakan lawan kecerdasan intelektual yang biasa dikenal dengan IQ, namun keduanya berinteraksi secara dinamis. Pada kenyataannya perlu diakui bahwa kecerdasan emosional memiliki peran yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan di sekolah, tempat kerja, dan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat. Goleman (1995) mengungkapkan 5 (lima) wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu : Mengenali emosi diri
Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.
Mengelola emosi : Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.
Memotivasi diri
Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : a) cara mengendalikan dorongan hati; b) derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang; c) kekuatan berfikir positif; d) optimisme; dan e) keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.Mengenali emosi orang lain
Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.
GAUL REMAJA
Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilan-keterampilan semacam inilah yang menyebabkan seseroang seringkali dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.Dengan memahami komponen-komponen emosional tersebut diatas, diharapkan para remaja dapat menyalurkan emosinya secara proporsional dan efektif. Dengan demikian energi yang dimiliki akan tersalurkan secara baik sehingga mengurangi hal-hal negatif yang dapat merugikan masa depan remaja dan bangsa ini.